Random Post

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 18 November 2012

Hasbi Abdullah Pukul Rapai Pembukaan Karnaval Budaya Hari Toleransi Internasional



BANDA ACEH – Karnaval dan pagelaran seni budaya yang diselenggarakan di Museum Tsunami Banda Aceh diawali dengan pembacaan ikrar oleh sepasang pemuda dan pemudi, Minggu, 18 November 2012.
Acara ini digelar untuk memperingati Hari Toleransi Internasional dan diikuti oleh sejumlah tokoh penting seperti Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Ketua Majelis Adat Aceh, tokoh perempuan penerima Aceh Award 2010, tokoh agama islam dan kristen, serta perkumpulan Hakka Tionghoa di Banda Aceh. Selain itu juga turut dihadiri oleh Mukim Calang, Kabupaten Aceh Jaya.
Setelah pembacaan ikrar, dilanjutkan dengan acara pemukulan gong rapai. Pemukulan pertama dilakukan oleh Ketua DPRA Hasbi Abdullah, dilanjutkan oleh Umi Anisah, penerima Aceh Award 2010. Selanjutnya oleh beberapa tamu yang hadir di acara itu. Rangkaian acara tersebut akan dilanjutkan pada pukul 16.00 wib petang nanti dengan sejumlah pertunjukan seni dan kebudayaan.[] (ihn)(Atjeh pos)

Bambu Gendong Wujud Generasi Muda Pertahankan Budaya Bangsa


Bambu Gendong  Wujud  Generasi Muda Pertahankan Budaya  Bangsa
NET
hadir Bambu Gendong atau dikenal dengan nama Langggir Badong merupakan alat musik ciptaan generasi muda yang peduli pada budaya lokal dalam ajang Sampoerna Kretek Asyiiik Fest 2012 di Di Lapangan Bondol, Semplak, Bogor Sabtu (17/11/2012), 

TRIBUNNEWS.COM BOGOR – Sebenarnya, antusiasme generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk modern masih sangat besar. Bukan saja soal musik, tapi juga kuliner, kegiatan tradisional, hingga hiburan rakyat. Semua dirangkum dalam " Sampoerna Kretek Asyiiik Fest 2012 " yang turut digelar di enam kota, dengan kekayaan budayanya masing-masing, yakni Malang, Semarang, Sukabumi, Karawang, Bandung, dan Bogor.
Di Lapangan Bondol, Semplak, Bogor Sabtu (17/11/2012) dalam ajang kegiatan Pesta Rakyat Asyiiik Festival . Engrang menjadi salah satu kegiatan yang dihadirkan di Lapangan
Tak kalah menariknya kegiatan di Bogor Sabtu kemarin ada sesuatu yang cukup untuk disaksikan, dimana hadir Bambu Gendong atau dikenal dengan nama Langggir Badong merupakan alat musik ciptaan generasi muda yang peduli pada budaya lokal.
Lalu apakah Bambu Gendong atau yang biasa disebut dengan Langgir Badong ?
Langgir Badong. Alat musik tradisional dari Bogor ini mampu menghasilkan melodi dari harmonisasi alunan merdu suara pukulan bambu yang dikolaborasikan dengan tarian dan lirik lagu yang modern.
Lagu-lagu yang ceria dan penuh semangat dibawakan dengan asyik dan unik oleh Langgir Badong (bambu gendong).
Langgir Badong merupakan sebuah kesenian kreasi yang dibesarkan di daerah Bogor. Alat musik ini seluruhnya terbuat dari bambu. Seni kreasi yang diciptakan oleh Ade Suarsa ini menggunakan bambu dalam berbagai ukuran dan bentuk yang ditabuh sebagai penghasil suara utama.
Misinya, melestarikan budaya rakyat dalam gaya bermusik. Menurut Ade Suarsa, bermusik tidaklah harus mengikuti apa yang diinginkan oleh industri.
"Justru bermusik dengan alat musik tradisional akan membentuk pasarnya sendiri, sekaligus melestarikan budaya lokal dalam bermusik," ujar Ade.
Langgir Badong merupakan satu contoh apresiasi generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk modern.
Sebenarnya, antusiasme generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk modern masih sangat besar. Bukan saja soal musik, tapi juga kuliner, kegiatan tradisional hingga hiburan rakyat.
Semua fenomena budaya ini difasilitasi oleh Sampoerna Kretek, yang juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian budaya lokal dalam sebuah gelaran pesta rakyat bertajuk Sampoerna Kretek Asyiiik Fest yang digelar di 6 kota, yakni Malang, Semarang, Sukabumi, Karawang, Bandung dan Bogor. Rangkaian acara tersebut kini telah mencapai garis kota yang terakhir, yang digelar di Lapangan Bondol, Semplak, Sabtu (17/11/2012).
”Munculnya kebanggaan generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas dalam bentuk kontemporer harus diapresiasi. Dan kami mewujudkannya dalam Sampoerna Kretek Asyiiik Fest, yakni sebuah hiburan yang disajikan dalam bentuk pesta rakyat dan menghadirkan semua unsur budaya lokal, mulai dari kesenian/musik, kuliner, hingga kegiatan interaktif tradisional,” ujar Marketing Manager Sampoerna Kretek, Yasin Tofani Sadikin.
Di Lapangan Bondol yang biasanya sepi kali ini dengan hadirnya Asyiiik Fest tiba-tiba menjelma menjadi sebuah arena pesta rakyat.
Ratusan sepeda ontel dengan kostum yang unik juga  hadir  dalam ajang kegiatan kali  ini  .  Mereka   tak hanya memamerkan koleksi sepeda , para pesepeda ontel yang tergabung dalam Onthel Community (Oncom) Bogor ini juga terlihat asyik bergoyang dan bercengkrama diiringi alunan musik bambu dari Langgir Badong, sembari sesekali menikmati  segarnya es mangga dan pala aming khas Bogor.
Sementara itu di sudut lapangan lainnya, pengunjung disambut oleh sejumlah kegiatan interaktif tradisional seperti engrang, dadu, galasin, dan gasing.
Setelah lelah mencoba semua atraksi yang ada, pengunjung pun akan dimanjakan dengan kenikmatan kuliner khas Jawa Barat yang telah dipilih secara khusus oleh Bondan Winarno.

Kirab budaya dalam HUT kota Cirebon


KOTA CIREBON – Kirab budaya yang menampilkan berbagai seni budaya di wilayah Cirebon memeriahkan puncak acara HUT Kota Cirebon yang jatuh setiap 1 Muharram, Rabu (15/11). Seni budaya yang ditampilkan diantaranya buroq, telik sandi, berokan, tari topeng, Barongsai, genjring rudat dan angklung buncis.
Walikota Cirebon Subardi yang membuka kirab mengungkapkan, kirab digelar untuk mengingatkan kesenian dan kebudayaan daerah Cirebon. “Seni budaya di wilayah Cirebon itu sangat banyak. Ada yang sudah dikenal luas, tapi banyak pula yang belum dikenal,” katanya. Subardi berharap gelaran kirab budaya bisa menjadi sumber inspirasi semua pihak, untuk terus membangun Cirebon dan kegiatan ini mudah-mudahan akan terus dilakukan.

Kirab budaya yang rutin digelar setiap tahun dimulai dari Jln. Siliwangi persis di depan Balaikota dan gedung DPRD, dan berakhir di Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon. Kirab budaya digelar seusai sidang paripurna istimewa dalam rangka hari jadi. Cuaca panas yang menyengat siang itu, tidak menjadi penghalang sediktipun bagi masyarakat untuk berbondong-bondong menonton kirab budaya.
Ribuan warga memadati sisi jalan yang dilewati rombongan kirab budaya. Rabu malam, rangkaian hari jadi Kota Cirebon dilanjutkan dengan Pembacaan babad Cirebon di Keraton Kanoman.

Lembaga Budaya perlu maksimalkan tortor



ilustrasi Beberapa seniman dari Ikatan Keluarga Batak Bali membawakan Tari Tortor Rondang Bintang. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)
Tortor dan gondang merupakan bagian tidak terpisahkan serta memerlukan perhatian seluruh kalangan, terutama lembaga kebudayaan lokal, seperti lembaga adat dalihan natolu,"
Balige, Sumut (ANTARA News) - Budayawan Thompson mengemukakan, lembaga budaya lokal perlu memaksimalkan fungsinya untuk memikirkan pelaksanaan latihan tari tortor dan gondang Batak, karena kesenian tradisional tersebut merupakan warisan leluhur yang patut dipertahankan kelestariannya.

"Tortor dan gondang merupakan bagian tidak terpisahkan serta memerlukan perhatian seluruh kalangan, terutama lembaga kebudayaan lokal, seperti lembaga adat dalihan natolu," kata budayawan Thompson Hs di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Jumat.

Lewat para akademisi, menurut Pendiri Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Sumatera Utara di Pematangsiantar itu, pihak pemerintah perlu membuat kebijakan terkait tortor dan gondang melalui peraturan daerah sebelum ditampung dalam undang-undang kebudayaan yang masih dalam proses pembentukan draf.

Sejak 1920 hingga 1980, kata dia, etnis Batak di wilayah Sumatera Utara pasti masih mengenal seni pertunjukan Opera Batak, dengan unsur-unsur tradisi instrumen musikal gondang dipadukan tarian tortor dalam gerak tari bersifat minimalis melalui tumba dari awal hingga akhir pagelaran.

Gondang Batak merupakan salah satu karya seni musik yang sangat kaya dan menjadi kekaguman bagi dunia, karena repertoarnya yang beragam memenuhi segala kebutuhan seni yang digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti pada upacara keagamaan, adat dan hiburan.

Sedangkan, tortor, masuk dalam identitas kebudayaan bangsa sebagai warisan budaya yang banyak berkembang dalam pengaruh nyanyian (ende) melalui tumba dan penampilan pada opera Batak.

Dikatakannya, Opera Batak mengembangkan fungsi "uning-uningan" (gondang) untuk mengiringi penampilan lakon, nyanyian, tumba, dan repertoar musik khusus dan pada masa Tilhang Gultom kelengkapan ansamble tersebut ditambahi dengan sordam, sulim, tanggetang, dan sagasaga, sarune bolon, dan odap.

Beberapa perubahan dalam pola dan gerak tortor terjadi melalui kebijakan, interaksi kebudayaan dan peran perguruan tinggi, yang mungkin bisa disebut sebagai modernisasi tortor.

Namun, lanjutnya, tortor kreasi baru semakin dipengaruhi oleh rekaman musik gondang atau instrumen Barat, dan representasinya telah banyak digantikan alat musik lainnya untuk mengiringi tortor.

Makna dalam repertoar gondang sudah mengalami reduksi atau pembongkaran makna dan pelaksanaan gondang tergantung kepada konsensus yang disesuaikan dengan lembaga-lembaga tertentu dan individu.

"Sehingga, pembinaan sanggar-sanggar yang terkait dengan tortor dan gondang perlu mendapat pemahaman yang luas dan mendetail," ujar Thompson.

(ANT-219/S023)